Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Januari 2015

Untuk Apa Melepas Tahun Lama?

Ilustrasi menyambut tahun baru. (wolipop.detik.com)
Berkisah mengenai tahun lama, tentu ada kisah dan kesan di tahun baru 2015. Tahun 2014 memiliki kisah kehidupan tersendiri, dan telah berlalu. Terlepas dari pengalaman tahun 2014 lalu, setidaknya menjadi catatan terpenting di tahun baru. Catatan, kisah, pengalaman atau apapun sebutannya, setidaknya menjadi bahan perenungan ketika beranjak ke ambang pintu tahun 2015.
Menyimak tahun lama dan menerawang tahun baru, apakah akan terjadi perubahan baik dan berharga di tahun 2015? Sekilas menyimpulkan tentang malam pergantian tahun, akan sama seperti pergantian tahun-tahun sebelumnya. Yakni, ada kesamaan dan juga ada perbedaan di setiap pergantian tahun baru.
Pertanyaannya, jika sama, bilamana peluang berharga itu diraih oleh seseorang? Terlebih mengenai perubahan yang menyolok positip dan beruntung bersama keluarga, kelompok masyarakat di tahun 2015.
Tahun 2014 secara utuh berlalu dengan beragam peristiwa pribadi maupun kelompok. Ada saja peristiwa yang menyangkut pribadi maupun melibatkan anda. Juga terjadi peristiwa milik orang lain yang anda saksikan dalam tahun 2014 tanpa sangkut-paut dengan anda. Tanpa memilah-milah, apakah anda subyek atau obyek dalam peristiwa-peristiwa itu, tentunya telah menjadi memori tahun 2014. Apapun peristiwa, pemikiran dan keterlibatan anda menjadi prioritas. Pilihan-pilihan tentunya menjadi faktor penentu untuk kehidupan ke depan bersama orang-orang kesayanganmu.
Di tahun 2014, terdapat kisah-kisah yang menguntungkan. Juga terdapat kisah-kisah yang merugikan. Bahkan buruk, fatal dan sial bagi anda maupun orang lain. Dari segudang kisah dan peristiwa itu, apakah anda mau mengubah menjadi peluang keberuntungan? Apakah ingin meraih kesuksesan, keberuntungan tanpa merugikan orang lain menjadi milik anda di tahun 2015? Sikap dan pilihan kembali kepada hak dan pilihan seseorang.
Beragam peristiwa, kisah dan pengalaman menjadi tawaran kepada anda. Kesan dan pesan positif menjadi pilihan dan keputusan seseorang untuk merubah menjadi faktor keberuntungan. Tantangan bagi anda di tahun baru adalah merubah keburukan menjadi faktor kesuksesan di dalam keluarga, tempat kerja atau apapun pekerjaan dan profesi seseorang.
Kehadiran kisah-kisah lama di tahun 2014 menjadi cermin kehidupan bagi siapapun, entah sebagai pelaku, penonton atau diperlakukan orang lain. Sebaliknya bila tak ada tanggapan, tak ada reaksi, maka kesan dan rasa apapun, peristiwa-peristiwa itu berlalu begitu saja. Seolah tak berarti bagi  kehidupan, kecuali sebagai pengisi waktu-waktu kehidupan manusia. Sikap apatis, cuek, malas dan sederetannya hanya menjadikan peristiwa-peristiwa itu tak penting dalam kehidupan manusia. Bila ibarat angin berlalu, maka peristiwa-peristiwa itu nyaris sebatas mengisi waktu kehidupan di tahun 2014.
Sebaliknya, malam pergantian tahun maupun sesudahnya merupakan saat-saat perenungan bagi seseorang. Maka tepat bagi siapapun untuk bertanya: apakah arti pergantian tahun maupun tahun baru dalam waktu kehidupan manusia?
Sepatutnya demikian. Sebab, pertama, hanya sesaat atau sejenak melepas waktu pada malam 31 Desember 2014 itu. Kedua, tepat pukul 00.01 dini hari merupakan detik pertama memasuki tahun baru 2015. Saat-saat demikian, sebenarnya momen terpenting. Apakah keinginan, impian, cita-cita, ramalan positif dan faktor keberuntungan itu akan menjadi milik anda bersama orang-orang kesayangan di rumah maupun di tempat kerja pada tahun 2015?
Sekali lagi, kembali kepada sikap dan pilihan setiap orang, setiap pribadi dalam perannya sebagai apapun. Intinya, Tuhan tak perna memilah-milah manusia untuk berkembang meraih kesuksesan atau mundur dari kemajuan. Siapapun berhak merahi kesuksesan dan menjadi terbaik diantara keluarga, rekan kerja dan kelompok masyarakat. 
Ilustrasi kenangan malam tahun baru (kumpulanDPBBM.net)
Sekilas memandang malam tahun baru, malam itu dihiasi oleh jutaan hiruk pikuk dalam rumah, halaman, jalan raya, tempat umum, bahkan tempat persembunyian sekalipun. Peristiwa-peristiwa meriah dan spesial bagi seseorang maupun bersama orang kesayangan itu meninggalkan tahun lama, menyambut tahun baru 2015. Beragam acara dan cara melepas tahun lama, juga beragam cara manusia menyambut tahun baru, 2015.
Kemeriahan dunia jarang menyadarkan manusia, sehingga peristiwa-peristiwa buruk, fatal dan kisah buruk berujung pada kematian manusia. Situasi buruk dan tak terduga mewarnai waktu-waktu kehidupan, terlebih waktu malam pergantian tahun. Kisah-kisah mengakhiri riwayat kehidupan seseorang akibat kelalaian diri sendiri maupun akibat orang lain. Masih saja terjadi pelanggaran, tindakan brutal dan fatal, merugikan sesama manusia, mengorbankan nyawa orang lain.
Peristiwa-peristiwa buruk itu sebenarnya tak jauh berbeda dalam rentang waktu 12 bulan selama tahun 2014. Peristiwa kecelakaan, musibah, bencana alam bahkan kekerasan, konflik dan lainnya menyertai manusia. Seolah 2015 ini bakalan tak ada perbedaan antara peristiwa bulanan, mingguan, harian, jam, menit dan detik sepanjang 2014.
Bila peristiwa buruk masih menyertai tahun baru, 2015, maka tak akan perna ada perubahan membaik setiap tahun. Sikap positif, keberuntungan dan kesuksesan menjadi milik orang lain, bahkan impian itu milik pihak lain. Jika demikian, apakah arti perayaan semeriah di malam tahun baru itu?
Seorang facebooker menulisnya demikian: Saya merasa malam tahun baru tak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Sepertinya biasa saja, selain menyaksikan hiruk-pikuk manusia yang meramaikan malam pergantian tahun.
Tahun baru terasa baru dan berguna bila seseorang memperbaharui hidupnya. Kelakukan, sikap dan tindakan buruk ditinggalkan. Merubah diri dan karakternya dalam pola hidup baru, sehat dan positif. Bila tak demikian, tahun baru tak berbeda artinya dengan tahun lama.
Semoga sepanjang tahun 2015 merupakan tahun perubahan membaik dan positif bagi seseorang, sekeluarga maupun sekelompok manusia dan masyarakat secara luas. (willem bobi)