|
Salah satu usaha kelompok binaan Biro Ekonomi Suku Amungme LPMAK. (Bobi) |
LAPORAN PENYELENGGARAAN DAN HASIL PELATIHAN TEKNIS DAN MANAJEMEN USAHA EKONOMI PRODUKTIF, KSM BANTI BINAAN BIRO AMUNGME
Biro
Amungme Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) pada
tanggal 6 Desember 2010 lalu telah melaksanakan program pelatihan
teknis dan manajemen usaha ekonomi produktif di KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Pelatihan
ini bertujuan agar peserta program pemberdayaan Masyarakat dapat
meningkatkan kesadarannya dalam menggunakan dan mengelola dana usaha
ekonomi produktif. Selain itu, pelatihan di Balai Pertemuan Masyarakat
Banti ini juga ditargetkan dapat meningkatkan kesadaran peserta program
dalam mempertanggungjawabkan penggunaan dana bergulir dalam bentuk LPJ
(Laporan pertanggungjawaban) kepada LPMAK.
Pada rangkaian kegiatan
pelatihan yang digelar sehari itu, dihadiri oleh para narasumber
pelatihan. Yakni Yohanis Kum (Kepala Biro Ekonomi Amungme) bersama FS
(Feal Supervisor atau Tenaga Pengawas Lapangan) serta Administrator, M.
Soeprihatin (Konsultan Pendamping Biro Amungme), Bapak Edmondus dan Drh.
Muhammad Arif ( Yayasan Jayabhakti Mandiri), Perwakilan CIMB Niaga
Cabang Tembagapura. Sedangkan peserta pelatihan terdiri dari ratusan
pengurus kelompok usaha KSM Banti, yang dikategorikan kelompok usaha
binaan LPMAK melalui Biro Amungme. Diantaranya, pengurus kelompok
penerima dana bergulir tahun 2008 (sebanyak 84 kelompok) dan peserta
tahun 2010 (sebanyak 33 kelompok), serta 2 kelompok peserta sasaran
program khusus percontohan peternakan Babi di Kampung Banti,
Tembagapura.
Proses penyampaian materi pelatihan dibagi ke dalam
empat sessi. Diantaranya, Sessi Pertama sebagai pembukaan, 3 sessi
berikutnya (Sessi II, III, IV) memuat materi pelatihan, serta di sessi
terakhir merupakan diskusi dan tanya jawab. Pada sessi Kedua, narasumber
dari CIMB Niaga Cabang Tembagapura menerangkan agar para kelompok usaha
memahami ketentuan dan prosedur pencaiaran serta penyetoran dana
bergulir, seperti Pembukaan dan spicement pada rekening kelompok,
penarikan dan setoran dana hingga pergantian buku tabungan.
Pada
Sessi Ketiga, Konsultan Pendamping menekankan agar peserta program dana
bergulir lebih mempertanggungjawabkan pembuatan laporan
pertanggungjawaban (LPJ) terkait penggunaan dana kepada LPMAK sebagai
lembaga fasilitator. Juga, CIMB menghimbau agar pelaku usaha terus
menabung dari hasil usaha ekonomi produktif, termasuk kiat melakukan dan
mengelolah usaha kios secara mandiri dan berkelanjutan.
Berkaitan
dengan dunia usaha, Yayasan Jayabhakti Mandiri pada sessi Keempat,
memberi penjelasan materi pelatihan tentang Mekanisme dan ketentuan
perbankan dalam dunia usaha ekonomi. Terutama mengenai usaha jenis babi
dan karakteristiknya, serta teknik pemeliharan ternak babi yang benar.
Pelatihan
berjalan lancar. Ruangan pelatihan-pun penuh sesak karena jumlah
peserta melampaui 100orang, ditambah dengan sedikit anak-anak
berlalu-lalang. Para narasumber menyampaikan materi menggunakan media
dan simulasi (praktek di ruangan). Sayang, pelatihan ini hanya
berlangsung selama satu hari dan kurangnya pemahaman bahasa indonesia
bagi peserta pelatihan. Namun kendala -pemahaman bahasa-bisa teratasi
setelah Fealth Supervisor (FS sebutan tenaga pengawas lapangan) Biro
Ekonomi Amungme,terutama putera daerah setempat, mampu menerjemahkan
materi pelatihan ke dalam bahasa lokal setempat, bahasa Amungme.
Lebih
lanjut, pada sessi terakhir, terlihat tanya-jawab antara peserta
pelatihan dengan para narasumber. Sejumlah peserta pelatihan atau pelaku
usaha ekonomi mengajukan sejumlah isu penting. Diantaranya, seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Roberth, warga pelaku usaha ternak babi di
Banti. Katanya, para pelaku usaha ternak babi di Banti, Tembagapura,
mengalami kesulitan air untuk membersihkan kandang dan ternaknya. Atas
keluhan tersebut, warga peternak Binaan LPMAK sempat mengusulkan perlu
adanya bantuan sarana pompa air.
Selain itu, usulan lainnya berasal
dari Bapak Beanal, Martinus Magal, Jhon Jamang, Ishak (Kepala Suku
Aroanop) dan rekan lainnya. Inti dari usulan para pemuka masyarakat,
mereka melontarkan supaya masyarakat Amungme yang tinggal di Wilayah
Pegunungan mendapat pendampingan usaha ekonomi secara maksimal. Mereka
berharap supaya usaha ekonomi Ternak Babi, Koperasi dan Potensi
Pertanian semakin maju, setara dengan kelompok usaha percontohan yang
berkembang mandiril, baik di wilayah papua maupun luar papua. Mereka
masih berharap, kegiatan usaha ekonomi akan mensejahterakan masyarakat
lokal di masa mendatang.
Harapan masyarakat Banti lain adalah,
mereka berharap agar pihak terkait mengembangkan potensi pertanian di
Kampung Tsinga serta membuka akses pemasaran pertanian ke Ibukota
Distrik, yakni Tembagapura. Perlu diketahui, selama ini permasalahan
mendasar masyarakat Amungme yang mendiami wilayah pegunungan (Jila,
Tsinga, Arwanop dan Akimuga) adalah tidak adanya akses ekonomi,
transportasi dan Pasar. Satu-satunya sarana transportasi yang dapat
menjangkau daerah tersebut adalah Helikopter, kecuali Wilayah
Kaliarma-Agimuga dapat diakses melalui sungai.
Dalam kondisi
demikian, pada tahun 2008-2009 lalu, LPMAK melalui Biro Amungme telah
menyalurkan dana bergulir kepada 83 kelompok usaha di banti I dan Banti
II, terdiri dari 40persen usaha kios dan 60persen usaha ternak babi.
Selanjutnya pada tahun 2010 kemarin, LPMAK menyalurkan dana bergulir
bagi 33 kelompok usaha baru, 2 kelompok demplot Peternakan Babi, serta
bibit ternak Babi sebanyak 20 ekor, dan dana modal pengembangan usaha
lainnya.
Di Bidang Ekonomi, sejak Tahun 2008 sampai dengan Agustus
2010 kemarin, LPMAK telah membina dan menyalurkan bantuan usaha dana
kepada 2383 kelompok dan pelaku usaha ekonomi produktif masyarakat suku
Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan yang berdomisili di wilayah
Kabupaten Mimika. Kurang lebih hampir 2 tahun terakhir, 2008- Agustus
2010, tercatat jumlah kelompok atau pelaku usaha penerima dana bergulir
menurut masing-masing suku dilaporkan; suku Nduga 435, Amungme 339,
Kamoro 364, Dani 326, Moni 360, Damal 280, Mee 261. (Willem Bobi)