Jumat, 22 Februari 2013

Meningkatkan Kesadaran Usaha Ekonomi KSM Banti

Salah satu usaha kelompok binaan Biro Ekonomi Suku Amungme LPMAK. (Bobi)
LAPORAN PENYELENGGARAAN DAN HASIL PELATIHAN TEKNIS DAN MANAJEMEN USAHA EKONOMI PRODUKTIF, KSM BANTI BINAAN BIRO AMUNGME

Biro Amungme Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) pada tanggal 6 Desember 2010 lalu telah melaksanakan program pelatihan teknis dan manajemen usaha ekonomi produktif di KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)  Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Pelatihan ini bertujuan agar peserta program pemberdayaan Masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya dalam menggunakan dan mengelola dana usaha ekonomi produktif.  Selain itu, pelatihan di Balai Pertemuan Masyarakat Banti ini juga ditargetkan dapat meningkatkan kesadaran peserta program dalam mempertanggungjawabkan penggunaan dana bergulir dalam bentuk LPJ (Laporan pertanggungjawaban) kepada LPMAK.
Pada rangkaian kegiatan pelatihan yang digelar sehari itu, dihadiri oleh para narasumber pelatihan. Yakni Yohanis Kum (Kepala Biro Ekonomi Amungme) bersama FS (Feal Supervisor atau Tenaga Pengawas Lapangan) serta Administrator, M. Soeprihatin (Konsultan Pendamping Biro Amungme), Bapak Edmondus dan Drh. Muhammad Arif ( Yayasan Jayabhakti Mandiri), Perwakilan CIMB Niaga Cabang Tembagapura. Sedangkan peserta pelatihan terdiri  dari ratusan pengurus kelompok usaha KSM Banti, yang dikategorikan kelompok usaha binaan LPMAK melalui Biro Amungme. Diantaranya, pengurus kelompok penerima dana bergulir tahun 2008 (sebanyak 84 kelompok) dan peserta tahun 2010 (sebanyak 33 kelompok), serta 2 kelompok peserta sasaran program khusus percontohan peternakan Babi  di Kampung Banti, Tembagapura.
Proses penyampaian materi pelatihan dibagi ke dalam empat sessi. Diantaranya, Sessi Pertama sebagai pembukaan, 3 sessi berikutnya (Sessi II, III, IV) memuat materi pelatihan, serta di sessi terakhir merupakan diskusi dan tanya jawab. Pada sessi Kedua, narasumber dari CIMB Niaga Cabang Tembagapura menerangkan agar para kelompok usaha memahami ketentuan dan prosedur pencaiaran serta penyetoran dana bergulir, seperti Pembukaan dan spicement pada rekening kelompok, penarikan dan setoran dana hingga pergantian buku tabungan.
Pada Sessi Ketiga, Konsultan Pendamping menekankan agar peserta program dana bergulir lebih mempertanggungjawabkan  pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ) terkait penggunaan dana kepada LPMAK sebagai lembaga fasilitator.  Juga, CIMB menghimbau agar pelaku usaha terus menabung dari hasil usaha ekonomi produktif, termasuk kiat melakukan dan mengelolah usaha kios secara mandiri dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan dunia usaha, Yayasan Jayabhakti Mandiri pada sessi Keempat, memberi penjelasan materi pelatihan tentang Mekanisme dan ketentuan perbankan dalam dunia usaha ekonomi. Terutama mengenai usaha jenis babi dan karakteristiknya, serta teknik pemeliharan ternak babi yang benar.
Pelatihan berjalan lancar. Ruangan pelatihan-pun penuh sesak karena jumlah peserta melampaui 100orang, ditambah dengan sedikit anak-anak berlalu-lalang. Para narasumber menyampaikan materi menggunakan media dan simulasi (praktek di ruangan). Sayang, pelatihan ini hanya berlangsung selama satu hari dan kurangnya pemahaman bahasa indonesia bagi peserta pelatihan. Namun kendala -pemahaman bahasa-bisa teratasi setelah  Fealth Supervisor (FS sebutan tenaga pengawas lapangan) Biro Ekonomi Amungme,terutama putera daerah setempat, mampu menerjemahkan materi pelatihan ke dalam bahasa lokal setempat, bahasa Amungme.
Lebih lanjut, pada sessi terakhir, terlihat tanya-jawab antara peserta pelatihan dengan para narasumber. Sejumlah peserta pelatihan atau pelaku usaha ekonomi mengajukan sejumlah isu penting. Diantaranya, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Roberth, warga pelaku usaha ternak babi di Banti. Katanya, para pelaku usaha ternak babi di Banti, Tembagapura, mengalami kesulitan air untuk membersihkan kandang dan ternaknya. Atas keluhan tersebut, warga peternak Binaan LPMAK sempat mengusulkan perlu adanya bantuan sarana pompa air.
Selain itu, usulan lainnya berasal dari Bapak Beanal, Martinus Magal, Jhon Jamang, Ishak (Kepala Suku Aroanop) dan rekan lainnya. Inti dari usulan para pemuka masyarakat, mereka melontarkan supaya masyarakat Amungme yang tinggal di Wilayah Pegunungan mendapat pendampingan usaha ekonomi secara maksimal. Mereka berharap supaya usaha ekonomi Ternak Babi, Koperasi dan Potensi Pertanian semakin maju, setara dengan kelompok usaha percontohan yang berkembang mandiril, baik di wilayah papua maupun luar papua. Mereka masih berharap, kegiatan usaha ekonomi akan mensejahterakan masyarakat lokal di masa mendatang.
Harapan masyarakat Banti lain adalah, mereka berharap agar pihak terkait mengembangkan potensi pertanian di Kampung Tsinga serta membuka akses pemasaran pertanian ke Ibukota Distrik, yakni Tembagapura.  Perlu diketahui, selama ini permasalahan mendasar masyarakat Amungme yang mendiami wilayah pegunungan (Jila, Tsinga, Arwanop dan Akimuga) adalah tidak adanya akses ekonomi, transportasi dan Pasar. Satu-satunya sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah tersebut adalah Helikopter, kecuali Wilayah Kaliarma-Agimuga dapat diakses melalui sungai.
Dalam kondisi demikian, pada tahun 2008-2009 lalu, LPMAK melalui Biro Amungme telah menyalurkan dana bergulir kepada 83 kelompok usaha di banti I dan Banti II, terdiri dari 40persen usaha kios dan 60persen usaha ternak babi. Selanjutnya pada tahun 2010 kemarin, LPMAK menyalurkan dana bergulir bagi 33 kelompok usaha baru, 2 kelompok demplot Peternakan Babi, serta bibit ternak Babi sebanyak 20 ekor, dan dana modal pengembangan usaha lainnya.
Di Bidang Ekonomi, sejak Tahun 2008 sampai dengan Agustus 2010 kemarin, LPMAK telah membina dan menyalurkan bantuan usaha dana kepada 2383 kelompok dan pelaku usaha ekonomi produktif masyarakat suku Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan yang berdomisili di wilayah Kabupaten Mimika.  Kurang lebih hampir 2 tahun terakhir, 2008- Agustus 2010, tercatat jumlah kelompok atau pelaku usaha penerima dana bergulir menurut masing-masing suku dilaporkan; suku Nduga 435, Amungme 339, Kamoro 364, Dani 326, Moni 360, Damal 280, Mee 261. (Willem Bobi)