Program pelayanan
kesehatan LPMAK terbagi dua. Pelayanan kesehatan masyarakat (kesmas) dan
pelayanan medis melalui rumah sakit yang disediakan.
Berikut merupakan
pencapaian kerja biro kesehatan LPMAK pada program pelayanan kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesmas terdiri dari program ibu dan anak (KIA),
pengendalian Tuberculosis (TB) dan HIV, pengendalian malaria, air bersih
sanitasi dan hygiene, penguatan pelayanan kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan
mata.
Program KIA tercapai
melalui penyuluhan dan pelatihan kepada 7.660 warga kampung program serta
kepada 63 tenaga kesehatan. Membina dan mendampingi 157 kegiatan posyandu di 30
posyandu. Menurunkan jumlah kematian bayi dan balita, sekaligus meningkatkan
status gizi balita. Mempersiapkan persalinan dan mencegah komplikasi kehamilan,
tak ada kematian ibu hamil. Capaian kerja ini dianugerahi Piagam Platinum dalam
GPKM Award 2014 dan platinum Indonesia CSR Award 2014 pada akhir November 2014 di Jakarta.
Sementara program
pengendalian malaria dilakukan di 22 kampung pesisir Kabupaten Mimika. Sebanyak
388 rumah mendapat penyemprotan anti nyamuk (IRS), 660 kelambu disebar serta
dipasang pada tempat tidur, sebanyak 2.640 orang mengikuti penyuluhan. Sebanyak
3.292 mengikuti pemeriksaan darah diantaranya 75persen positip terkena parasit
malaria.
Di samping itu, dalam
Kota Timika, program malaria LPMAK bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia dan
Pemda Mimika. Melakukan program yang sama di lokasi Jalan Baru, Kwamki baru,
Jalan Sosial, Kebun Sirih, Sektoral, Gorong-gorong, Koperapoka, Lapangan
Jayanti, Sempan, Nawaripi, Timika Indah, Jalan Hasanudin. Total 17616 rumah
mendapat IRS. Sebanyak 24.990 kelambu dibagikan kepada warga sekaligus dipasang
di kamarnya. Sebanyak 17.616 orang mendapat penyuluhan.
Dengan demikian, jumlah
kasus malaria di RSMM terbukti turun 53persen dibanding tahun 2013. Total kasus
malaria Kabupaten Mimika turun 69persen dibanding tahun 2013. Program malaria
dianugerahi platinium dalam GPKM Award, serta Silver dalam Indonesia CSR Award
2014.
Pengendalian TB dan
HIV/AIDS, 200 kader mengikuti penyuluhan dan pelatihan. Jumlah kasus baru HIV
di Banti sebanyak 10orang, turun 41persen dibanding tahun 2013. Pendampingan
dan pengawasan minum obat TB dan HIV kepada 55 pasien. Drop-out
pengobatan 1 orang (3persen) dibanding tahun 2013 (sebanyak 5 orang).
Pada penguatan dasar,
operasional di daerah terpencil, seperti Banti, Tsinga dan Aroanop,
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Mimika dan PT Freeport Indonesia. Di
Pustu Tsinga, selama 5 bulan pasien mencapai 875 orang. Pustu Aroanop, selama 2
bulan berjumlah 207 pasien. Pos Banti selama 6 bulan mencapai 860 pasien. Juga
pelayanan kesehatan masal di Kampung Baluni-Yagamin di Arowanop serta sekitar Kampung
Beane di Tsinga. Program ini dikenal pelayanan dokter terbang, dari kampung ke
kampung.
Pelayanan kesehatan
mata, diawali dengan pelatihan operasi katarak untuk dokter spesialis mata dan
perawat. Kemudian pelatihan pemeriksaan mata dan perawatan pasca operasi selama
5 hari, diikuti oleh 23 perawat, dokter Puskesmas dan rumah sakit di Timika.
Kawasan pemeriksaan kesehatan mata dilakukan di Nawaripi, SP 12, Mapurujaya dan
SP 2, selain karyawan dan karyawati LPMAK. Jumlah pasien yang diperiksa
sebanyak 3.118 orang. Sebanyak 2.295 orang diantaranya mendapat kacamata.
Ditemukan 242 orang menderita katarak. Untuk arena pendidikan, pemeriksaan
kesehatan mata dilakukan di sekolah dan asrama Taruna Papua, SD Nawaripi, SD
Inpres Kwamki baru dan SD YPPGI Gorong-gorong. Total 91 pasien menjalani
operasi katarak. Tahapan pelatihan, pemeriksaan hingga operasi katarak
dilakukan secara gratis untuk umum. (*/willem bobi)