Setiap lembaga pendidikan atau yayasan
pendidikan tentu memiliki harapan dan impian mengenai proses pendidikan yang
diselenggarakannya.
Demikian
juga, MPCC -Multi Purpose Community
Center- yang dibangun LPMAK di Timika. MPCC diibaratkan tempat
menjala manusia. Alias ikan-ikan kecil yang ditangkap, kemudian dirawat dan
dikembangkan menjadi besar.
“Kita punya tempat ini untuk membuat, jala tangkap
ikan-ikan kecil supaya dia bertumbuh menjadi ikan yang berguna,” demikian
ilustrasi Sekretaris Eksekutif LPMAK, Emanuel Kemong dalam sambutan resmi di
salah satu acara internal LPMAK, Senin (26/01/2014).
Pekerja dan buruh bangunan menyelesaikan pekerjaan bangunan dan taman lokasi MPCC di Jalan C Heatubun, Belakang Klinik Adelisari Kwamki Baru Distrik Mimika Baru, Timika, tengah tahun 2014. (bobi) |
Lanjutnya,
MPCC menjadi tempat jala bagi anak-anak. Dididik, dintindaklanjut sesuai
tindakan sekolah, sesuai standar sekolah, kemudian menaikkan tingkatan, melalui
fasilitas dan kualitas pendidikan yang disediakan di MPCC. Berrencana menjadi
pusat pembelajaran masyarakat.
“Anak-anak
dari kampung dibawah, beberapa minggu di sini. Ada tempat quest house, jadi
kita urus, mendidik mereka. Guru-guru juga belajar di sini!” urainya panjang
lebar.
Sambutan
itu disampaikan kepada seluruh karyawan-karyawati LPMAK, beserta Badan Pengurus
LPMAK, serta anggota Badan Musyawarah (BM) LPMAK, dan wakil perusahaan PT
Freeport Indonesia.
“Kita
lakukan ini, demi menjemput bola,” sambungnya. Sebab di kampung sering terjadi
beragam persoalan pendidikan, serta kurang berkembang baik sesuai harapan.
Selain
fasilitas kurang, juga perhatian dan pengembangan pendidikan di tingkat kampung
sering terbentur akibat ketersediaan tenaga guru beserta kualitas pendidikan.
Solusi
MPCC tentunya bertujuan mempersiapkan generasi manusia yang kompetitif di waktu
mendatang.
“Mereka
belajar di sini, dengan fasilitas yang ada. Setelah itu mereka bisa kembali ke
kampung,” perjelasnya.
Pimpinan
LPMAK itu berharap, lokasi bangunan MPCC itu bisa diresmikan beberapa waktu
mendatang. (willem bobi)