Senin, 26 Januari 2015

PT Freeport Menanggapi Khotba Uskup Timika

Pesan rohaniwan terkadang mengundang reaksi dan tanggapan para petinggi di pemerintahan maupun lembaga swasta. Demikian juga PT Freeport Indonesia, kembali menanggapi pesan Tuhan melalui Khotba Uskup Keuskupan Timika, John Philip Saklil, Pr yang disampaikan di salah satu pojok Kota Timika, Senin (26/01/2014).
“Tidak hanya mengingatkan kita sekalian, tapi juga menjadi landasan dan pegangan untuk memulai tahun pelayanan kita,” kesan Claus Wamafma mewakili PT Freeport Indonesia di Multi Purpose Community Center (MPCC) Kwamki Baru, Senin (26/01/2014).
Tanggapan itu berkaitan dengan pengelolaan dana kemitraan PT Freeport Indonesia. Claus baru saja menjabat anggota Badan Musyawarah (BM) LPMAK, perwakilan PT Freeport Indonesia.
Claus Wamafma, anggota Badan musyawarah LPMAK perwakilan PT Freeport Indonesia memberikan sambutan seputar misi pelayanan kepada manusia sekaligus mengajak karyawan-karyawati LPMAK untuk mengerjakan program LPMAK dengan cara melalui dukungan jobdesk (bobi)
LPMAK adalah sebuah lembaga swasta yang mengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia. Claus ditugaskan menjadi anggota BM LPMAK, mewakili PT Freeport Indonesia, menggantikan Napoleon Sawai, yang sebelumnya juga berperan cukup penting di BM-LPMAK.
“Kita belajar pada hari ini. Kita tidak bisa jadi penjala orang, tidak bisa jadi penjala orang lain. Tidak bisa juga menjadi pembawa berkat, kalau kita tidak bisa menjadi berkat untuk orang-orang paling dekat dengan kita, anak istri kita. Ini pelajaran yang baik sekali, buat seluruh keluarga besar LPMAK yang hadir pada acara ini,” kesannya.
Claus menilai, tahun 2015 merupakan tahun yang penuh dengan misteri. Maka dalam syukuran internal LPMAK, Klaus mengajak seluruh lapisan karyawan dan karyawati LPMAK.
Pesan melalui khotba Uskup John Philip Saklil, Pr, merupakan pesan Tuhan yang menguatkan setiap insan manusia di manapun serta profesi apapun, tanpa membeda-bedakan latar belakang dan status manusia.
Pesan itu, Uskup mengutip dari Injil karangan Matius, mengenai karya perutusan manusia. “Aku mengutus kamu bukan lagi sebagai penjala ikan, tapi sebagai penjala manusia” demikian sepanggal kutipan Uskup Timika dalam khotba sebelumnya. (willem bobi)